KM, Jakarta- Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono menargetkan pada 2020 nanti, 97 persen anak Indonesia
lulus pendidikan menengah. Menurut dia, salah satu caranya dengan
program
Pendidikan Menengah Universal atau wajib belajar sembilan tahun.
"Alokasi anggaran pada Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan serta Kementerian Agama, kita arahkan untuk meningkatkan mutu, akses
dan pemerataan pelayanan pendidikan," kata Yudhoyono dalam Pidato
Kenegaraan RAPBN 2014 di Kompleks Parlemen Senayan, 16 Agustus 2013.
Yudhoyono mengatakan Kementerian Pendidikan dan
Kebuudayaan mendapatkan alokasi di RAPBN 2014 sebesar Rp 82,7 triliun.
Sedangkan Kementerian Agama senilai Rp 49,6 triliun.
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk
Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama salah satunya ditujukan untuk
Pendidikan Menengah Universal. Tujuan pendidikan menengah universal, kata
Yudhoyono untuk mengakselerasi pembangunan sumber daya manusia, sekaligus
memanfaatkan bonus demografi dan momentum 100 tahun Indonesia merdeka.
Presiden mengakui ada masalah penting yang perlu
mendapatkan perhatian khusus terkait pendidikan sembilan tahun. Yakni,
distribusi guru antar satuan pendidikan dan antar wilayah yang belum merata.
"Daerah-daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan, masih ada yang belum
terpenuhi kebutuhannya sesuai dengan standar pelayanan minimal," ujar dia.
Yudhoyono menuturkan upaya meningkatkan kualitas
pendidikan akan terus dilakukan melalui peningkatan kualitas guru termasuk di
dalamnya sertifikasi guru dan implementasi kurikulum 2013. Program afirmasi
akan tetap dilanjutkan dan ditingkatkan seperti pengiriman guru, pada daerah
terpencil, terluar dan tertinggal.
Cara lain, pengiriman pelajar asal Papua untuk
melanjutkan studinya di beberapa SMA/SMK dan Perguruan Tinggi Negeri terbaik di
luar Papua. Yudhoyono berjanji akan terus membangun infrastruktur sekolah. Anggaran
akan disediakan untuk melanjutkan penuntasan rehabilitasi ruang kelas rusak,
serta pembangunan sekolah baru, Akademi Komunitas dan sarana pendukungnya.
Untuk memeratakan akses pendidikan, pemerintahan Yudhoyono tetap melanjutkan
program bantuan siswa miskin dan bea siswa Bidik Misi. (www.tempo.co)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar