Rudi Rubiandini |
KM, Jakarta- Selain terlibat kasus suap dengan jumlah uang 700 ribu US Dolar,
Kepala SKK Migas Non Aktif Rudi Rubiandini juga dikabarkan terlibat skandal
asmara dengan teman
sekantor wanita berinisial S. Kepala Humas SKK Migas Elan
Biantoro menyebut S adalah pejabat eselon dua dan menjabat sebagai Kabag Bagian
Program dan Pelaporan SKK Migas.
"Awalnya hanya staf Humas, bawahan saya juga, karena dia kan berlatar
wartawan. Lalu dia sempat naik Kasubdit di Humas, dan naik lagi ke bagian
Sespim hingga sekarang namanya Bagian Program dan Pelaporan sebagai Kabag.
Pejabat di bawah deputi, ya eselon dua lah," ujar Elan kepada Tribunnews,
Kamis(15/8/2013).
Ia mengungkapkan, S masih single.Elan mengenal S sebagai sosok perempuan
pekerja keras dan bahkan disebut workaholic.
"Kami kenal dia sebagai profesional, pekerja keras, suka pulang malam,
kadang kalau saya lihat CCTV, dia jam 11 malam masih di ruang kerjanya,"
beber Elan.
Sebelumnya, selain kasus suap 700 ribu US Dolar yang melibatkan Kepala SKK
Migas Rudi Rubiandini, isu perselingkuhan muncul. Rudi dikabarkan menyimpan
asmara dengan teman sekantor berinisial S.
Kabar tersebut muncul saat tiga puluh orang petugas KPK dikerahkan untuk
menggeledah lima lantai Gedung Wisma Mulia, kantor SKK Migas di Jalan Gatot
Soebroto, Jakarta, Rabu (14/8/2013) malam.
Penggeledahan yang menyita waktu sekitar 17 jam, sejak pukul 21.30 WIB.
Lamanya proses penggeledahan lantaran banyaknya dokumen dan barang bukti yang
perlu disortir terkait barang bukti suap Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini.
Saat meninggalkan Wisma Mulia, para petugas KPK membawa tiga kardus dan tiga
tas berisi barang bukti. Menurut Kepala Humas SKK Migas, Elan Biantoro, tim KPK
memfokuskan penggeledahan di lima ruang kerja pejabat SKK Migas.
Kelima ruang kerja itu adalah, ruang Kepala SKK Migas Rudi di lantai 40,
ruang Kabag Program dan Pelaporan S di lantai 39, ruang Kepala Divisi
Komersialitas Minyak Agus Sapto di lantai 36, ruang Deputi Komersialitas Gas
Widyawan di lantai 36, Kepala Divisi Komersialitas/Pemanfaatan Gas berinisial
PN di lantai 37.
Namun menurut informasi, Tim KPK sebetulnya hanya memfokuskan penggeledahan
di tiga ruangan kerja. Yakni, ruang Rudi, dan dua ruang pejabat perempuan,
ruang S dan ruang PN.
Mengapa ruang kerja S dan PN jadi sasaran penggeledahan?
Terbetik rumor, pasca-pembubaran BP Migas tahun lalu, berbagai rumor
mengikuti putusan Mahkamah Konstitusi tersebut. Adalah PT Kernel Oil yang
dipegang Widodo Ratanachaitong sudah berbisnis sejak era SKK Migas masih
bernama BP Migas dan dipimpin R Prijono. Dan, Menteri ESDM dikabarkan memainkan
peranan, sehingga Kernel bisa berbisnis minyak kala itu.
Sang pejabat sengaja menjaga kepentingan Kernel di SKK Migas melalui S yang
sempat jadi Sekretaris Pimpinan (Sespim) SKK Migas di bawah R Prijono. S yang
disebut-sebut sebagai selingkuhan Rudi Rubiandini merupakan mantan wartawan.
Kernel sendiri terdaftar sebagai perusahaan trader di SKK Migas. Anehnya,
sejak era Prijono hingga Rudi, sangat aktif berbisnis hulu sampai hilir. Itu
sebabnya, Kernel potensial jadi kartel Migas.
Setelah Prijono tak lagi menjabat, digantikan Rudi, peran S sebagai double
agent, yakni sekretaris dan market intelligent, masih tetap dilakukan untuk
mengawal kepentingan Kernel.
Karena amat intensnya hubungan kerja Rudi dan S, hubungan tersebut berlanjut
ke ranah asmara. Hubungan pribadi Rudi-S akhirnya dimanfaatkan Widodo-Prijono. (www.tribunnews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar