Atlet Bulutangkis Indonesia |
KM, Jakarta- Kepala pelatih tunggal putri pemusatan latihan nasional
bulu tangkis Indonesia, Liang Chiu Sia, mengatakan peta kekuatan bulu tangkis
dunia di nomor putri
sudah merata. Menurut dia, di nomor putri itu Cina sudah
tidak terlalu mendominasi di setiap kejuaraan bulu tangkis.
»Skill (keterampilan) pemain terlihat sudah merata,” kata
Liang Chiu di Jakarta, Ahad 18 Agustus 2013. Menurut dia, ketika kemampuan
pemain relatif sudah merata maka mental bertandinglah yang akan menentukan
dalam pertandingan.
Liang mengambil contoh pebulutangkis asal Thailand,
Ratchanok Intanon, yang mampu menjadi juara pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis
di Guangzhou, Cina, pada 11 Agustus lalu. Di final Ratchanok menaklukkan pemain
terbaik Cina nomor satu dunia.
Liang Chiu Sia, 63 tahun, yang pernah melatih Susi
Susanti dan Mia Audina ini menuturkan, keunggulan utama Ratchanok ada pada
keuletannya. »Dia tidak mau kalah dan fighting spirit-nya (semangat bertanding)
bagus,” ucap Liang.
Pemain berusia 18 tahun itu, kata Liang, tak kenal
menyerah ketika lawan dalam posisi menyerang.
Begitu juga dengan dua tunggal putri India, Saina Nehwal dan
P.V Sindhu yang di mata Liang mampu melawan dominasi Cina. ”Mereka fokus dan
mampu bermain lepas (tanpa beban),” kata Liang. Mental seperti itulah yang
menurut Liang belum dimiliki oleh pemain tunggal putri Indonesia saat ini.
Liang menuturkan, untuk mengejar keunggulan para pemain
top dunia, pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) akan terus
meningkatkan kemampuan para penghuni Pelatnas Cipayung. Menambah stamina pemain
dan memperbaiki taktik bertanding merupakan salah satu latihan yang akan
diberikan kepada Lindaweni Fanetri cs di Pelatnas.
Sementara itu mantan pebulutangkis nasional Susi Susanti
mengatakan untuk saat ini Indonesia masih mengandalkan tiga putri yang
menempati peringkat teratas di Badminton World Federation. Lindaweni Fanetri
kini di peringkat 12, Aprilia Yuswandari di posisi ke-23, dan Belaetrix
Manuputy peringkat ke-28.
Susi meminta para pelatih agar meningkatkan kualitas
teknik dan fisik ketiga pemain tersebut. Menurut peraih emas olimpiade 1992
Barcelona ini, untuk bisa menyaingi pemain top dunia, pemain Indonesia jangan
pernah merasa puas dengan prestasi yang sudah ada. ”Jangan cepat puas, karena
yang juara saja masih terus latihan,” ucap dia.
Ke depan, lanjut Susi, pengurus PBSI akan menyeleksi
setiap turnamen bagi para pemain. Sebab, Susi menilai, akan percuma bila banyak
turnamen yang diikuti tapi Indonesia tidak pernah menang. ”Buang-buang uang
juga,” jelasnya.
Pada kesempatan terpisah, Ketua Umum Pengurus Pusat PBSI
Gita Wirjawan, menyatakan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi di
sektor putri. Kendati di ganda putra dan campuran Indonesia sudah berprestasi,
para pengurus diminta untuk terus membenahi sektor lainnya. ”Jangan lengah
karena masih banyak PR (pekerjaan rumah),” ucap Gita. (www.tempo.co)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar