CARI BERITA DI BLOG INI

Senin, 19 Agustus 2013

Indonesia vs Rumania, Berebut Posisi ke-7

Suporter Indonesia
KM, Polandia- Tim Indonesia harus menang melawan Rumania apabila mau berada pada posisi ke tujuh Homeless World Cup 2013. Para pemain Indonesia yang diwakili kaum miskin
kota, mantan pengguna obat-obatan terlarang, serta orang dengan HIV/AIDS ini, kalah oleh Portugal 5-2 (1-0) dalam perebutan posisi ke lima di Danau Malta, Poznan, Polandia, Sabtu (17/8) malam.

Pelatih Indonesia, Bonsu Hasibuan mengatakan, timnya sudah melakukan yang terbaik namun pengalaman para pemain Portugal jauh lebih baik. “Permainan sudah meningkat dibandingkan dengan saat melawan Chile. Tapi penyelesaian yang kurang matang sehingga tidak jadi gol,” kata dia seusai pertandingan.

Sebelumnya, Indonesia dikalahkan oleh Chile, juara bertahan Homeless World Cup 2012 dengan skor 11-3. Menurut Bonsu, para pemain Amerika Latin seperti Chile memang memiliki kematangan teknik dan kepercayaan diri yang tinggi saat menguasai bola.

“Ketenangan itu yang belum ada di pemain Indonesia. Mungkin masih muda sehingga terlalu bersemangat, jadi tidak sabar,” ungkap Bonsu.

Meski kalah dua kali berturut-turut pada Hari Kemerdekaan Indonesia ke-68 tahun, para pemain Indonesia ini tetap bisa melemparkan senyuman kepada tim lain dan penonton yang memenuhi tribun. Justru melalui senyuman itu, para penonton dan sebagian besar tim peserta Homeless World Cup 2013 mengapresiasi permainan tim Indonesia.

Tidak hanya pemain, wasit-wasit yang datang secara sukarela untuk bertugas dalam kompetisi ini pun sangat senang dengan tim Indonesia. Paul Nagiegaal dari Belanda mengatakan, para pemain Indonesia sangat hebat. 
“Mereka selalu berterima kasih buat apapun. Ketika kami meniup peluit pelanggaran, mereka selalu meminta maaf. Itu baik,” kata Paul.

Sementara itu, Iain McGill, wasit dari Skotlandia mengungkapkan, para pemain Indonesia bermain bola dengan penuh senyum di wajahnya. “Ketika bat gol, mereka tersenyum. Tapi saat tim lain membuat gol, mereka tetap tersenyum,” imbuhnya.

Hal itu, sambung McGill, membawa aura positif dalam kompetisi sepakbola jalanan yang rutin digelar setiap tahunnya. “Tim itu mewakili negara. Pelatih yang mendidik para pemain ini pasti luar biasa. Mereka membawa semangat fairplay sekaligus kesenangan dalam permainan sepakbola,” ujar McGill.

Mengomentari dua kekalahan beruntun itu, Dimas Saputra Ramadhan, salah seorang pemain yang berasal dari Jawa Timur memaparkan, dirinya sama sekali tidak pernah membayangkan akan membawa nama Indonesia dalam turnamen sepakbola jalanan tingkat internasional.

“Biar kalah tapi saya senang bermain di sini. Masuk Persebaya saja tidak bisa, tapi sekarang bisa bawa nama Indonesia,” ujar dia.

Menurut Dimas, banyak pelajaran yang dia dapatkan dari kompetisi sepakbola jalanan buat kamu marjinal ini. Salah satunya saat dia berbagi cerita dengan pemain Afrika Selatan, Zakes. “Dia anggota geng di sana, pernah menodong dan melukai orang. Itu pengalaman baru buat saya karena dia mau berubah melalui kegiatan sepakbola ini. Itu pelajaran yang berharga buat saya,” ujarnya.

Terkait teknik bermain bola, Dimas mengaku, dapat banyak pelajaran dari para pemain asal Amerika Latin. “Mereka bisa menguasai bola dengan tenang. Teknik-tekniknya bisa jadi pembelajaran buat saya. Yang jelas semua pengalaman di sini sesuatu yang sangat mahal harganya,” kata Dimas lagi.

Semenjak datang ke Poznan, Polandia, tim Indonesia sudah mendapatkan sambutan dari para pemain negara lain. Selain potongan rambut Mohawk-nya yang berwarna merah, para pemain Indonesia terbilang paling banyak menyapa orang.

Padahal, dari delapan pemain, hanya ada dua saja yang bisa berbahasa Inggris. Meski demikian, sedikitnya tiga pemain Indonesia termasuk Dimas sudah mendapatkan rekan dari negara lain yang bersedia menukarkan baju timnya.

Menyoal pertandingan melawan Rumania, Dimas mengaku tidak terlalu memikirkan hasilnya. Menurut dia, kehadirannya di Homeless World Cup saja sudah merupakan sebuah pencapaian prestasi baginya. (www.bola.net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Arabic

Kriminal

More on this category »

Olah Raga

More on this category »

1 Follow = Peace

1 Like = 1 Thanks